Rabu, 04 Februari 2009

Washington DC, RABU - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dipastikan akan bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, AS, Rabu (4/2) siang pukul 14.30 waktu setempat atau sekitar pukul 02.30 WIB. Kunjungan kehormatan (courtesy call) Wapres Kalla kepada Wapres AS yang baru 15 hari dilantik bersama Presiden AS Barack Hussein Obama sebagai kepala pemerintahan AS itu, dilakukan di sela-sela kunjungan kerja Wapres Kalla selama tiga hari dua malam di AS.

Demikian informasi yang diterima Kompas dari staf Kedutaan Besar RI, Selasa (3/2) siang di Wisma Duta, KBRI, Washington DC, AS. Adapun rencana pertemuan dan jabatan tangan antara Wapres Kalla dengan Presiden Obama di sela-sela acara doa bersama pemerintah AS bersama dengan para tokoh dunia beserta seluruh staf diplomatik se-AS atau disebut "National Prayer Breakfast" ke-57 di Hotel Hilton, Washington DC, disebut-sebut akan diatur lagi di tengah acara tersebut.

Dari buku acara kunjungan kerja Wapres Kalla, disebutkan kunjungan kehormatan Wapres Kalla kepada Joe Biden dilakukan setelah Wapres Kalla berpidato di acara jamuan makan siang "National Prayer Breakfast" ke-57 di Hotel Hilton, Washington DC. Dalam pertemuan dengan Wapres Biden, disebutkan Wapres Kalla hanya didampingi oleh Dubes AS Sudjadnam Parno Hadiningrat dan Sekretaris Wapres Tursandi Alwi. Demikian pula saat Wapres Kalla berpidato di acara "National Prayer Breakfast", hanya didampingi Duber RI dan Seswapres.

Read More..

Minggu, 18 Januari 2009

Vatikan Sebut Israel 'Pencipta Kamp Konsentrasi'

Kamis, 8 Januari 2009 | 11:08 WIB

ROMA, KAMIS — Pejabat yang ditunjuk Paus Benediktus untuk masalah keadilan dan perdamaian mengeluarkan kecaman terkeras Vatikan terhadap Israel sejak berkobarnya krisis Timur Tengah terbaru dengan menggambarkan Jalur Gaza seperti kamp konsentrasi besar. Kardinal Renato Martino, pemimpin Dewan Vatikan untuk Keadilan dan Perdamaian, mengeluarkan komentarnya dalam wawancara yang dimuat di surat kabar online Italia, Il Sussidiario.net.

"Penduduk yang tak berdaya selalu dijadikan korban. Lihatlah keadaan di Jalur Gaza, kian lama kian menyerupai sebuah kamp konsentrasi yang besar," kata Martino. Paus Benediktus telah menyampaikan permohonan terbuka agar kekerasan di Jalur Gaza diakhiri.

Namun, Paus belum menyampaikan kritik secara terbuka terhadap Israel. Paus Benediktus direncanakan mengunjungi tempat-tempat suci di Jordania, Israel, dan Tepi Barat Sungai Jordan, yang diduduki-Israel, Mei tahun ini.

Read More..

Gaza Mulai Gelap, Gempuran Terus Terjadi

Sabtu, 17 Januari 2009 | 22:41 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Trias Kuncahyono

RAFAH, SABTU - Meski di Gaza sudah mulai gelap, Sabtu malam ini pesawat tempur Israel masih saja bermanuver di langit Rafah. Suara ledakan bom masih beberapa kali terdengar.

"Deru suara pesawat tempur Israel sangat keras. Saya juga melihat tidak kurang dari 45 mobil ambulans yang membawa korban luka dari jalur Gaza menuju Mesir," kata Trias Kuncahyono dalam pesan singkatnya.

Trias Kuncahyono malam ini masih berada di gerbang perbatasan Mesir-Gaza, karena memang tidak diizinkan memasuki wilayah Gaza, sebagaimana wartawan lain.

Read More..

Minggu, 04 Januari 2009

Amien Rais Inginkan Hadirnya Pemimpin Alternatif

Banyumas - Pemilu legislatif dan presiden sudah di depan mata. Mantan Ketua MPR Amien Rais pun punya impian sendiri terhadap calon pemimpin Indonesia di masa mendatang.

"Saya mengharapkan kalau ada kepemimpinan alternatif yang tidak sama dengan sekarang ini," kata Amien saat mengunjungi SMK Muhamadiyah Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (3/1/2009).
Bagi Amien, pemimpin alternatif harus dapat membangun ekonomi kerakyatan. Amien juga berharap agar pemimpin Indonesia ke depan tidak lagi menjual BUMN.

"Tidak suka menjual BUMN, tidak tunduk kepada Washington," ujarnya.



Menurut Amien, SBY dan Megawati yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden belum dapat memenuhi harapannya. Untuk partai-partai yang ada, Amien menilai jika mereka sebenarnya mampu untuk mewujudkan perubahan tersebut jika mau.

"Saya kira partai-partai papan menengah ini mampu, cuma mereka mau atau tidak itu urusan lain," pungkasnya.(mok/mok)
Read More..