Senin, 17 November 2008

Cara Instalasi Ubuntu

Yang anda butuhkan minimal porsesor intel PIV 1.6GHz atau setara, ram 256, HD 4GB. dalam praktek saya pake Ubuntu 7.04 Feisty Fawn, menggunakan RAM 512 Mbyte, dan prosesor AMD Sempron 2800+ dan HD 40GB yang sudah terisi Window$.

Membuat Partisi:
Sebelum kita melakukan instalasi ubuntu, sebaiknya kita menyiapkan partisinya dulu (Swap dan Ext3). Bila kita menggunakan LiveCD Ubuntu, kita bisa memakai program pembuat dan penata partisi “GParted” yang bisa diakses dengan memilih Menu System > Administration > Gnome Partition Editor.
gparted01

Pada gambar di bawah ini saya telah memiliki banyak partisi. Yaitu yang ada di bawah direktori-sementara dengan posisi [/dev/hda]. Bila Anda memiliki harddisk SATA atau flashdisk terpasang di komputer Anda maka yang akan ditampilkan adalah direktori [/dev/sda]. Pada contoh berikut, layar menampilkan harddisk yang sudah pernah dipartisikan sebelumnya. Yaitu [/dev/hda1] sampai [/dev/hda8]. Terlihat tidak urut ya? Maklumlah, dulu saya pernah mengutak-atiknya. Coba Anda perhatikan kolom “Tipe”, maka Anda akan melihat jenis format yang berbeda seperti ext3, swap, fat32, dan ntfs. Itu karena dulu saya pernah melakukan “bagi-bagi” partisi. Jangan bila Anda heran bila milik Anda lebih sedikit daripada saya. Pertamakali kita akan mengambil sebagian ruang ber-filesystem fat32 atau ntfs milik kita untuk kita jadikan filesystem ext3. HATI-HATI! Jangan Anda ambil dari filesystem utama Windows [C:], hal ini untuk meminimalkan resiko kerusakan sistem Windows Anda. Misalkan kita ambil dari partisi yang biasanya kita gunakan untuk menyimpan data-data yaitu [D:], [E:], atau lainnya. Caranya sorot baris partisi yang dimaksud lalu klik kanan dan pilih “Resize”.

Perhatian! Partisi yang akan diformat dan di-resize akan menghapus semua isi data dalam partisi yang bersangkutan. Berhati-hatilah dan lakukanlah back-up sebelumnya.
gparted02

Isilah jendela dialog di bawah ini pada baris terakhir “Free Space Following (MiB)” dengan nilai 4334 (dalam satuan Megabyte). Itu artinya partisi kosong sebesar 4 Gigabyte akan kita buat di urutan partisi berikutnya. Dengan demikian baris “New Size” jumlahnya akan berkurang, karena ruang partisi induknya sudah di ambil. Warna kuning pada kotak hijau adalah banyaknya data kita di dalamnya. Lalu klik tombol “Resize/Move”.
gparted03

Setelah selesai, ubahlah ruang kosong yang tersisa di harddisk Anda menjadi format ext3. Caranya klik kanan ruang kosong tersebut lalu pilih “Format to: ext3”. Dulu saya pernah mempartisi harddisk dengan ext3 (ada yang Primary dan ada yang Extended), sehingga di layar pun sudah tersedia partisi dengan format filesystem ext3. Sedangkan bagi yang belum pernah, maka tampilan harddisk ext3 akan ditampilkan setelah proses perubahan. Pada harddisk saya partisi Primary tersedia tiga buah yaitu [/dev/hda1], [/dev/hda3], dan [/dev/hda4]. Sedangkan partisi Extended ada empat (di bawah cakupan [/dev/hda2]) yaitu [/dev/hda5], [/dev/hda6]. [/dev/hda7], dan [/dev/hda8]. Perhatikan kolom “Flags”, [dev/hda4] mempunyai nilai “boot”. Artinya partisi Windows (ntfs) ini juga akan diikutsertakan dalam pilihan saat komputer dinyalakan.
gparted04

Anda juga perlu mengambil ruang kosong minimal 256 Megabyte untuk dijadikan filesystem swap. Swap bekerja sebagai pembantu memory (di Windows dinamakan pagefile). Kita harus membuatnya terpisah di sistem Linux. Caranya seperti tahapan membuat partisi di atas. Hanya saja kita pilih “Format to:” dengan memilih “swap”.
gparted02

Setelah memiliki partisi dengan filesystem ext3 dan swap, kita bisa memulai proses instalasi.
Untuk memulainya, klik ganda icon “install” di layar desktop. Berikutnya adalah jendela dialog “Welcome”, jika Anda menginginkan bahasa Indonesia pilihlah dari kolom sebelah kiri. Dengan demikian dialog dan setting selanjutnya akan diganti dengan bahasa kita. Lalu klik tombol “Maju” di bawah.

slamat datang

Sekarang muncul jendela tentang lokasi dan zona waktu kita, pilihlah Jakarta. Klik tombol “Maju”.
zona waktu

Di jendela berikutnya pilihlah lay-out keyboard “U.S English” sebagai standar internasional. Bila Anda menggunakan komputer Macintosh (iBook/Powerbook) yang prosesornya kompatibel (PowerPC G4 dan G5) maka pilihlah di “U.S English-Macintosh” di kolom kanan. Klik tombol “Maju”. Perhatian: Saya belum pernah mencoba instalasi Ubuntu di iBook/Powerbook, maka saya tidak bisa menjamin instalasi Ubuntu di iBook/Powerbook Anda.

layout keyboard

Kemudian kita akan menjumpai jendela dialog pilihan cara bagaimana kita akan mempartisi harddisk kita. Pilihlah cara Manual. Lalu klik “Maju”.

edit manual

Maka akan muncul jendela daftar partisi seperti screeshot di bawah ini. Saya menyorot (mengeklik) partisi [/dev/hda3] untuk diubah “mount poin”-nya dari posisi [/media/hda3] menjadi direktori root [/]. Proses “mounting” adalah proses pengaitan alat penyimpanan ke sistem. Apabila kita membuat “mount poin” berarti kita membuat semacam tanda agar nantinya partisi yang bersangkutan dikaitkan sesuai derajatnya di sistem. Direktori root [/] adalah direktori tertinggi dalam struktur manajemen file di Linux. Maka saya membuat salah satu partisi sebagai root [/]. Direktori root [/] mirip dengan direktori [C:] di Windows. Tetapi cara kerjanya jauh berbeda. Bila Anda ingin mengetahui beberapa perbedaan manajemen file antara Linux dan Window$. Cara untuk mengubah “mount poin” adalah dengan mengeklik tombol “Edit partisi”, lalu klik “Maju”.

ke8

Anda bisa mengubah “mount poin” menjadi root dengan memberinya tanda slash [/]. Biarkanlah baris di atasnya karena ukurannya sudah benar, dan jenis filesystem-nya sudah benar.

edit di kubuntu

Maka daftarnya akan berubah seperti di bawah ini. Saya memberi tanda cek (V) pada kolom format partisi yang bersangkutan karena sebelumnya ada Edubuntu di situ. Namun bagi Anda tidak usah memformat pun tidak apa-apa, karena Anda tidak memiliki sistem Linux apapun sebelumnya.

Sedangkan tabel “mount point” lainnya, seperti [/media/hda6], [/media/hda7], [/media/hda8], dan seterusnya … kita biarkan saja. Nanti secara otomatis di layar desktop akan terlihat partisi hda6, hda7, hda8, dan seterusnya telah terkait (ditampilkan). Pada jendela ini kita klik “Maju”.

tabel

Pada jendela berikutnya, kita bisa bermigrasi dari “Document and Setting” milik kita sebagai user di Window$. Silahkan pilih (tanda cek) dari akun user yang Anda perlukan. Lalu buatlah sebuah akun user di Ubuntu sebagai tempat migrasinya. Bila Anda tidak memilih satupun untuk dimigrasikan tidak apa-apa. Klik “Maju”.

migrasi

Pada tahap berikutnya Anda perlu mengisi nama user Anda di Ubuntu dan password-nya. Klik “Maju”.

akun user

Berikutnya akan muncul jendela ringkasan setting global yang tadi telah Anda lakukan. Klik “Install”.

ringkasan setting

Inilah proses puncaknya. Sistem Ubuntu disalin ke komputer Anda. Di komputer saya, proses loading ini memakan waktu sekitar dua puluh lima menit. Bila spesifikasi komputer Anda lebih rendah daripada milik saya, waktunya akan lebih lama. Bersabarlah sambil mengerjakan sesuatu yang berguna.

loading…

Jika telah selesai, kita akan diberi pilihan me-restart komputer kita atau meneruskan LiveCD. Mendingan restart aja dari sistem di harddisk. CD installer-nya akan dikeluarkan secara otomatis.

instal selesai

Instalasi di atas partisi Windows bisa Anda lakukan bila sudah ada sistem Windows di dalamnya. Bila belum ada harus menginstalasi Window$ terlebih dahulu. Karena sangat susah untuk menginstal Windows belakangan setelah ada partisi Linux, (saya belum tau caranya). Bila Window$ diinstall belakangan dengan cara biasa akan merusak partisi Linux. Saya pernah mengalaminya.

Tidak ada komentar: